Bogo shipeoyo, bogo shipeoyo bogo shipeoyo…
Berfikir tentang sesuatu, mengembarakan
angan dalam situasi yang ramai. Menikmati alunan lagu, tanpa sadar aku
memikirkan sesuatu. Sesuatu tentang waktu yang pernah berhenti padaku, saat
hujan menawarkan keteduhan melalui kamu. Saat diam menawarkan tawa lewat kamu.
Dalam angan semakin mengembara dan aku berhenti pada satu kalimat. Tertegun
memang, tapi harus diakui bahwa itu benar adanya. Bogo Shipeoyo, kalimat itu
tak sengaja kudapati ketika searching di mbah google siang tadi. Kalimat itu
semakin mengembarakan anganku, sekedar ingin bertanya bagaimana keadaanmu saat
ini? Tapi semua itu rasanya tak mungkin. Aku harus tahu diri… penjaga hatimu
telah menyiapkan tameng ketika musuh akan menyerang. Bagaikan penyebab sakit
aku ini virus, dan penjaga hatimu adalah antibiotiknya. Dia akan siaga apabila
virus ini mendekatimu. Penjaga hatimu yang baru lebih berhak semuanya dibanding
aku yang hanya lembaran kisah masa lalumu yang mungkin sekarang sudah tak
terlintas lagi dibenakmu…
Tapi aku juga tak berhenti berusaha,
berusaha mengucapkan bogo shipeoyo itu padamu. Walau mungkin tak kau sadari
tapi dalam setiap nafas yang terhembus
ini terselip sebaris do’a agar Tuhan selalu memberikan bahagiaNya padaMu. DijauhkanNya
kamu dari segala mara bahaya….amiin.
Tak mengapa ingatanmu telah menghapus
tentangku, aku tau nanti dalam ruangNya kita akan dipertemukan. Insya Allah, ,
,
Bogo shipeoyo, bagimu yang pernah mengisi
memory hidupku…
Terima kasih banyak telah menjadikan aku
dewi dalam hidupmu walau sementara….
Ini semua akan menemui muaranya, walau
kutahu sakitnya tak tertahan didada..
Bogo shipeoyo, , , semoga hatimu tahu I’m
standing here. .